Selasa, 30 Mei 2017

Boneka Hakata Ningyo dari Jepang

5. Hakata Ningyo

Hakata Ningyo (博多人形) yaitu boneka tradisional Jepang yang terbuat dari tanah liat, yang datang dari kota Fukuoka, yang terlebih dulu bernama Hakata sebelumnya kota ini dipadukan pada th. 1889. Boneka Hakata ini diprediksikan datang dari era ke 17. Pembuat gerabah termasuk juga Souhiti Masaki bikin boneka tanah liat, yang umumnya diberikan sebagai hadiah untuk kuil Buddha serta untuk Kuroda Nagamasa, yang waktu itu berkuasa atas kota Hakata. Boneka-boneka ini dimaksud juga Hakata Suyaki Ningyō (“博多素焼人形”, “Hakata unglazed doll”).
Pada akhir era 19, boneka Hakata dirubah dari bentuk mainan tanah liat/keramik simpel yang dibakar ke arah hasil karya seni tinggi. Seniman pakar Rokusaburō Shirouzu mulai pelajari teori warna, pembagian manusia, serta teori dan tehnik artistik modern Itusyo Yada, seseorang pelukis cat minyak, yang pada akhirnya jadikan pembuatan Hakata yang lebih realistis. Mulai sejak waktu itu boneka Hakata juga jadi lebih populer serta mendunia. Boneka Wisuda Playgrup


6. Hina Ningyo

Boneka ini adalah boneka yang ditujukan untuk Hina Matsuri, festival boneka, yang dikenal juga sebagi Momo no Sekku atau Festival Buah Persik. Boneka ini terbuat dari beragam jenis bahan, namun boneka Hina classic memiliki tubuh berupa seperti piramid dengan berlapis-lapis kain yang disi dengan jerami atau blok kayu, tangan dari kayu yang dipahat berlapis gofun, serta kepala dari kayu yang diukir atau diciptakan berlapis gofun, dengan sepasang mata kaca (walaupun sebelumnya 1850 sepasang mata ini diukir di gofun lalu dilukis) dan rambut dari sutra atau rambut asli manusia. Satu set terbagi dalam 15 boneka yang mewakili karakter-karakter spesifik, dengan beragam aksesori (dogu), meskipun set dasarnya terbagi dalam pasangan lelaki serta perempuan yang umumnya disimpulkan Kaisar dan Permaisurinya.




7. Ningyo

Ningyo (人形), yang bermakna profil manusia, adalah boneka tradisional yang umumnya berupa anak-anak atau bayi, petinggi kekaisaran, prajurit atau pahlawan, karakter dalam narasi dongeng, dewa serta setan, atau beberapa orang dalam kehidupan keseharian orang-orang Jepang. Beberapa besar di buat dengan cara tradisional untuk altar atau tempat keramat dirumah, untuk hadiah pemberian resmi, atau perayaan festival seperti Hina Matsuri (pada Festival Boneka atau Hari Anak Perempuan tanggal 3 Maret) atau Tango no Sekko yang umum dimaksud Kodomo ni Hi (Hari Anak-Anak atau Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei). Sebagian didesain sebagai kerajinan lokal untuk dibeli oleh peziarah ke kuil atau perjalanan yang lain sebagai oleh-oleh.

Pada sekitaran th. 1000, sebagian type boneka telah di buat. Anak-anak perempuan bermain boneka dengan tempat tinggalnya, ibu-ibu bikin boneka pelindung dengan harapan selalu membuat perlindungan anak-anaknya dan cucu-cucunya, upacara keagamaan juga memakai boneka, untuk mengambil dosa dari orang yang disentuhkannya.


Mungkin saja saja pembuat boneka profesional pertama kalinya adalah beberapa pemahat/pematung dari kuil, yang pakar untuk bikin patung kayu yang melukiskan anak-anak (boneka Saga). Ketrampilan bikin seni memakai komposisi kayu serta pahatan kayu, pernis sebagai “kulit” putih mengkilap yang dimaksud gofun, dan kain tekstil yang indah, lalu jadi meluas. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar